Selasa, 19 Februari 2008
Memori Ika dengan K' Kasman Kasdira
Hai analis, berikut ini petikan dan canda analis yang alumni SMAK angkatan 32 dan sekarang ada di Malang, beberapa jawaban-jawaban segarnya mengingatkan saya pada seseorang bernama H, anak-anak 85 pasti kenal siapa AUS dan H waktu itu ............., duch..... mesranya.
Komentar dan banyolan Ika pada saya, salah satunya nyebut Anto dan k' kasman, sebagai anak SAKMA jangki sakit hati, itulah persaudaraan kita sesama analis, ok, ini dia komentar dari adik kita yang satu ini:
O la la senengnya ketemu alumni SAKMA - SMAK - UP....aku panggil kakak dong....ah bpk kali yach...coz satu angkatan ma p'anto and p'basri....biasalah dah punya buntut hehehehe...:). Ehm....ada dosenku di ITN Malang namax k'salmiah tp gak tau angkatan brp....ada juga di petrokimia, klo petrokimia byk....p'Bambang,p'Tarmudi, bu Dorce dll Salam dari ITA Cimone.....salam analis !! iya saya Ika angkatan 32 angkatan kmrn sore dibanding kakak. ketahuan ma sedeng tidak dtg reuni hihii...malu nih, abisnya mo pulang juga tidak dptka ijin baru mahal sekaliya ki juga tiket'ka.... Ehm, kakak yg presentasi yach....ok, bentar saya kontak Widi, thank infox. Ehm kutunggui foto reunix....masukin site ya pak nti saya grab. Kutarai ki itu pak dpn sekolah klo tidak kita kasi masuk site....Hem appaki pak....ngancam balik nih Hehehehe... Salam ma keluarga analis Bali dan keluargax bpk juga.
................ Warga SAKMA semua bersatu, yang lama yang baru semuanya bersatu ..... wah saya dikirimin lagu persatuanx SAKMA, ce'de mi wangngerrang pak....Tega ki monro ri Bali kak ? Alo pak....bikin apaki ini, makan siang....bagi donk !! Tidak baku bombe ja' pak sama nanie....siapa bilang hikshikshiks....iyo pale nanti pi saya ke sitex nanie. Hehehe....baru sedikit kubaca ikabali.blogsot.com ini lg baca dikit2....i dende gendutnya mi pa'anto...kenapa na subur sekali mi temanta.
Waduh gaul tongi ini kakak satu... jiwa muda banget.... byk tong temanta anak muda pak, kasi kenalmo satu bede'...kali aja hehehe... Happy valentine Brother !! u/ analis2 bali yg laen juga yach... Weks...:( ( kutau mi Daeng, aku baca disitex arun. Hahahahaaa....berteka-teki sama aku...hemmm tp dijawab sendiri di sitex arun, ya gpp yg penting kan aku dah tau. Oc salam u/ P'ketua kkssbali sekertarisx juga
CERITA TENTANG KAK KASMAN oh my god...was-was nih nanti di tungguin depan sekolah....takuuttt. Ehm ketemu dikantin aja deh biar kakak tidak marah hehehe..., urai Ika dalam milis balilist.com Bagi dong sirupnya...moka makanmi ini'e minumnya yg b' warna sediki' kodong biar gak kayak ceritax P'kasman... mo tau gak.. katanya beliau, semasa sekolah belinya ubi goreng 2biji abis tuh minum airputih 3gelas kenyangmi bede..... Ehm ade2 kls yg lulus skrg byk juga yg kerja do food industri daerah cikarang tp tidak pernah bagi2 produk bela..pacce'i gankk (maux mo di'..?)
ihhh...bingung ka' deh..yg kontak ma aku di MP tuh Daeng zainal andi...trus yg ketua kkssbali tuh p'zainal juga yach berarti kita mitu Daeng...or aku lg di kerjain nih ehmm tunggu mi saya tlp p'anto kpn2...Ehm kayakx saya ditantangin mulu nih tiap hari, itu saja ade kls yg panitia reuni belum sempat saya sms udah ditambah lg...apa saya bilang sama p'anto nih Daeng...titip salam gak ?(Andi & Eti)
Rabu, 13 Februari 2008
Foto-foto Reuni angkatan-ku ji
masih berantakan nanti saya kasih comment-nya ya ....., lihat-lihat mako dulu na.................
Saya dan Mery Jetset Saransi, sayang ya ... jetset sidoarjo tidak muncul namanya Ohy Jetset Saransi, lagi sibuk cari uang ya ......
yang ini angkatan 17, yang pakai Batik dari Bali, ada tongk ankatan 18 disebelah-kirikuHafsani
nampak dari kiri: anto, kak Rasyid, Dewi, Mery Saransi, Andi Udin Saransi, Ahyani, Kuel dan Naidil (Akt - 17)
Suasana akrab dengan kak Maryam, kak Anwar Aspah, Basri, KArtini (Ibu Camat), Andi Udin Saransi, Takarianto dan Hj. Syamsinar
Saya dan Mery Jetset Saransi, sayang ya ... jetset sidoarjo tidak muncul namanya Ohy Jetset Saransi, lagi sibuk cari uang ya ......
yang ini angkatan 17, yang pakai Batik dari Bali, ada tongk ankatan 18 disebelah-kirikuHafsani
nampak dari kiri: anto, kak Rasyid, Dewi, Mery Saransi, Andi Udin Saransi, Ahyani, Kuel dan Naidil (Akt - 17)
Suasana akrab dengan kak Maryam, kak Anwar Aspah, Basri, KArtini (Ibu Camat), Andi Udin Saransi, Takarianto dan Hj. Syamsinar
Senin, 11 Februari 2008
Neraca Goyang, riwayatmu kini
Dia sahabat yang baik hati, setiap aku datang pasti dia menemuiku, anak SMAK hapal betul dengan perawakan siapa beliau, waktu kami pendidikan kalau menimbang dia paling lama sehingga kadang kita antri sampai 1/2jam menunggu dia. Kalau kita tanya kenapa lama sekali menimbang, dia pasti jawab "susah cari interpolasinya bos". Ya, interpolasi, angka anting yang dapat memberikan angka tak terhingga dibelakang koma dalam satuan gram dengan menggunakan neraca goyang. Ya, neraca goyang yang mirip dipakai ditoko emas.
Pada saat reuni kemarin, sempat saya tanyakan pada adik kelas, "aiiii, sudah tidak ada-mi kak, itu neraca goyang sudah tidak dipakai". Jawaban polos adik-adik angkatan saya itu menggugah hati untuk menerangkan pada mereka bahwa alat itu memang tidak canggih, tapi kita bisa belajar jujur dan disiplin pada diri sendiri dengan alat itu dibanding neraca digital.
Neraca goyang, setidaknya memberikan kepuasan tersendiri saat melihat dan mengamati goyangan ke kiri 3x dan ke kanan 2x atau sebaliknya, kemudian menimbang benda kalau belum seimbang kita geser anting ke positif atau negatif sehingga seimbang, dan kesemua itu dilakukan dan dicermati dengan pengamatan tingkat tinggi, disanalah seseorang diuji kejujuran dan ketetapan hatinya dalam menentukan nilai yang akan diberikan terhadap berat suatu benda yang ditimbangnya.
Calon analis kimia yang ditempa dengan menggunakan neraca goyang adalah suatu keharusan, karena menguji dan mengasah kemampuan pengamatan mereka sebelum menjadi analis dikemudian hari. Jadi sangat disayangkan kalau neraca analitik yang goyangan ini sudah tidak dipakai lagi sekarang. Ya... neraca goyang riwayatmu kini...... (Andi udin Saransi & Frederika anastasia Hadjra)
Kamis, 07 Februari 2008
Andi & Orva
Suasana keakraban pada malam reuni SAKMA di Hotel Horison Makassar, 26 Januari 2008.
Gambar disebelah aku dan kak Orva, kayaknya lagi melantai ya...? Tidak, itu saat mau berpisah kami salam-salaman rasanya aku tidak mau lepas doi, dia itu jamila banget (perfect) dimata saya.
berikut penggalang cerita saya dengan doi
Saya ke Makassar Bulan Oktober 2007 lalu, malam hari tiba, orang pertama saya hubungi kak Orva, memang saya sangat kangen ama doi, dengan jabE-jabE sedikit kuungkapkan isi hatiku "kak Orva saya kangen sekali sama kita, saya ingat natal terakhir tahun 1985 saya ke rumah, kue kesenanganku disiapkan khusus, lamanya kodong tidak lewat ditenggorokanku, bikinkanka' dulu kue toraja kak", rajutku sambil nyerocos diujung telepon.
"Iyyo kuusakan-ki na, mudah-mudahan, tapi ambilko di SAKMA na..." sahutnya dengan nada seorang kakak seolah membesarkan hati adiknya yang butuh permen karet, (e... den ... de.... romantisnamo-E).
Saya merasa berdosa tidak menemui, kue sudah ada tapi saya harus menyelesaikan tugas hingga malam, untungnya ada malaikat maut yang baik budi turun dari Lab Instrumen, dengan battalanya Takarianto mengantarkan ke Hotel Clarion tempat jatah saya nginap.
Itulah kakak saya "Orva Matana" walaupun kami ditakdirkan lahir tidak sedarah tapi seakan melebihi saudara kandung, terakhir saya di Bali beradu argumentasi analisis HCN dengan beberapa kolega, kak Orva dibelakang saya dan mensupport abis dengan hitungan stokiometrinya hingga saya lolos dari jarum nerakanya dunia laboratorium. Kak Orva .... sembah sujud adik, I want to say, i love you so much, you are my sister and you are the best . Sory... air mata haru netes, saya sudahi dulu......, inilah kekerabatan dan kekeluargaan yang mendalam bagi kami anak-anak SAKMA.
Denpasar, Bali, 7 Februari 2008. File: andi&orva
Gambar disebelah aku dan kak Orva, kayaknya lagi melantai ya...? Tidak, itu saat mau berpisah kami salam-salaman rasanya aku tidak mau lepas doi, dia itu jamila banget (perfect) dimata saya.
berikut penggalang cerita saya dengan doi
Saya ke Makassar Bulan Oktober 2007 lalu, malam hari tiba, orang pertama saya hubungi kak Orva, memang saya sangat kangen ama doi, dengan jabE-jabE sedikit kuungkapkan isi hatiku "kak Orva saya kangen sekali sama kita, saya ingat natal terakhir tahun 1985 saya ke rumah, kue kesenanganku disiapkan khusus, lamanya kodong tidak lewat ditenggorokanku, bikinkanka' dulu kue toraja kak", rajutku sambil nyerocos diujung telepon.
"Iyyo kuusakan-ki na, mudah-mudahan, tapi ambilko di SAKMA na..." sahutnya dengan nada seorang kakak seolah membesarkan hati adiknya yang butuh permen karet, (e... den ... de.... romantisnamo-E).
Saya merasa berdosa tidak menemui, kue sudah ada tapi saya harus menyelesaikan tugas hingga malam, untungnya ada malaikat maut yang baik budi turun dari Lab Instrumen, dengan battalanya Takarianto mengantarkan ke Hotel Clarion tempat jatah saya nginap.
Itulah kakak saya "Orva Matana" walaupun kami ditakdirkan lahir tidak sedarah tapi seakan melebihi saudara kandung, terakhir saya di Bali beradu argumentasi analisis HCN dengan beberapa kolega, kak Orva dibelakang saya dan mensupport abis dengan hitungan stokiometrinya hingga saya lolos dari jarum nerakanya dunia laboratorium. Kak Orva .... sembah sujud adik, I want to say, i love you so much, you are my sister and you are the best . Sory... air mata haru netes, saya sudahi dulu......, inilah kekerabatan dan kekeluargaan yang mendalam bagi kami anak-anak SAKMA.
Denpasar, Bali, 7 Februari 2008. File: andi&orva
Rabu, 06 Februari 2008
Erni Magile Pahlawanku
Wanita disebelah ini adalah pahlawan-ku,
aku memanggilnya Kak Erni, dekade SAKMA 1984 sangat disegani, kadangkala teman-teman menganggapnya hanya beda satu valensi dengan galaknya Ibu Halima.
Sebenarnya kak Erni sayang aku dengan caranya sendiri, suatu saat tidak mau pinjamin buku Inorganic Modern yang sudah saya ajukan untuk dipinjam pulang, "baca disini saja, tidak boleh bawa pulang" ujarnya galak dengan wajah tegang di Ruang Perpustakaan lantai II SAKMA dekat meja pak Masri.
Dibalik "macan"nya, dia menyimpan beribu rasa iba dan kasih, saya dituntun dan ditunjukkan beberapa referensi untuk dibaca dan simak hingga saya bisa jadi analis seperti sekarang. Tapi waktu itu aku sangat butuh, itu buku diam-diam saya selundupkan dan bawa pulang, sampai sekarang buku tua tebal 10 cm dengan judul lengkap "Chemestry Inorganic Modern" terbitan tahun 1968 itu menghiasi perpustakaan pribadi saya di Bali. Waktu bawa makala dipertemuan akbar Analis kimia Makassar, secara terbuka saya sampaikan kelakuan saya itu, dan ada yang interupsi bahwa saya mengambil kesempatan dengan pengakuan dosa diatas mimbar, he ...he...., iyyo bos, "saya janji buku itu akan kukembalikan" jawabku diatas podium.
Itu salah satu memori dan kenangan indah saya di SAKMA bersama kak Erni saya bisa seperti sekarang, thanks Kak Erni, kado dari Bali sudah dipakai??? Semoga berkenan ya.... (Andi, Aris dan Aan)
aku memanggilnya Kak Erni, dekade SAKMA 1984 sangat disegani, kadangkala teman-teman menganggapnya hanya beda satu valensi dengan galaknya Ibu Halima.
Sebenarnya kak Erni sayang aku dengan caranya sendiri, suatu saat tidak mau pinjamin buku Inorganic Modern yang sudah saya ajukan untuk dipinjam pulang, "baca disini saja, tidak boleh bawa pulang" ujarnya galak dengan wajah tegang di Ruang Perpustakaan lantai II SAKMA dekat meja pak Masri.
Dibalik "macan"nya, dia menyimpan beribu rasa iba dan kasih, saya dituntun dan ditunjukkan beberapa referensi untuk dibaca dan simak hingga saya bisa jadi analis seperti sekarang. Tapi waktu itu aku sangat butuh, itu buku diam-diam saya selundupkan dan bawa pulang, sampai sekarang buku tua tebal 10 cm dengan judul lengkap "Chemestry Inorganic Modern" terbitan tahun 1968 itu menghiasi perpustakaan pribadi saya di Bali. Waktu bawa makala dipertemuan akbar Analis kimia Makassar, secara terbuka saya sampaikan kelakuan saya itu, dan ada yang interupsi bahwa saya mengambil kesempatan dengan pengakuan dosa diatas mimbar, he ...he...., iyyo bos, "saya janji buku itu akan kukembalikan" jawabku diatas podium.
Itu salah satu memori dan kenangan indah saya di SAKMA bersama kak Erni saya bisa seperti sekarang, thanks Kak Erni, kado dari Bali sudah dipakai??? Semoga berkenan ya.... (Andi, Aris dan Aan)
Organisasi Profesi Analis Kimia Makassar Sebagai Ujung Tombak Mengankat Keberadaan Tenaga Analis
oleh: Andi Udin Saransi
Pendahuluan Nama Herman Busser tidaklah asing bagi anak-anak SAKMA (SMAK), buku karangannya Penuntun Analisis Kwantitatif merupakan pegangan wajib bahkan sampai bekerja tetap disimpannya sebagai referensi, beliau adalah Bapak Pendidik Analis Kimia di Indonesia yang membuka pertama kali kursus analisis pada Tanggal 1 September 1950 di Bogor yang kemudian pada tahun 1955 berubah menjadi Sekolah Analis Kimia dan pada tahun 1966 menjadi Sekolah Analis Kimia Menengah Atas dikenal dengan nama SAKMA. Terakhir pada tahun 1984 berubah menjadi Sekolah Menengah Analis Kimia (SMAK) sampai sekarang. Sama halnya Bogor, di Makassar menyusul kemudian dan mencetak alumni pertama pada tahun 1968 dan berkelanjutan hingga sekarang .
Analis Kimia
Analis kimia merupakan jabatan seseorang yang diakui keberadaan dan kemampuannnya sebagai pekerja profesional yang mampu mengurai kandungan suatu bahan secara kimiawi secara luas yang dilakukan dalam suatu ruangan yang bernama Laboratorium. Sebelum mendapatkan predikat sebagai analis kimia, seseorang melewati ujian mental dan individu baik secara teori maupun praktek. Bila diakumulasi waktu belajarnya, SAKMA sekolahnya 10 tahun baru lulus, pagi hari harus bergelut dengan teori, dari Jam 07.30 hingga jam 12.30, lalu istirahat makan siang dan Sholat dhuhur, setelah itu lanjut praktikum sampai jam 18.00, pulang ke rumah buat laporan harian untuk disetor esok. Rutinitas itu berlangsung setiap hari tanpa disadarai kalau waktu diperas untuk menggapai suatu predikat sebagai analis kimia. Ancaman yang tidak pandangbulu kalau melanggar aturan, hingga pemecatan alias DO taruhannya.
Dipenghujung pendidikan ketika dinyatakan lulus baik secara teori maupun praktek, maka kitab suci diatas kepala dan mengangkat sumpah untuk menjalankan profesi sebagai analis kimia dengan sungguh-sungguh yang harus dipertanggungjawabkan kepada sang Khalik sebagai ikatan moril seorang analis kimia sebelum hasil analisisnya dipublikasikan.
Ikatan Alumni Analis Kimia Makassar
Perkumpulan atau organisasi apapun yang dibentuk tujuannya semua baik ingin mengangkat martabat dan keberadaan organisasi tersebut baik secara moril, spiritual maupun finansial.
Perkumpulan alumni analis kimia Makassar tentunya punya tujuan yang sama untuk memberikan yang terbaik dan menunjukkan keberadaannya kepada masyarakat luas khususnya kepada anggotanya. Keberadaan anggotanya yaitu para alumni SAKMA/SMAK perlu diperhatikan secara seksama tingkat problem yang sedang dia rindukan untuk mendapatkan pengayoman dan perlindungan dari induknya. Salah satu permasalahan alumni yang diperjuangkan sejak 20 tahun terakhir adalah pengakuan terhadap pekerja analis kimia di Pegawai Negeri Sipil sebagai tenaga fungsional. Mereka sudah sangat jelas bekerja sebagai fungsi menghidupkan suatu laboratorium dengan tanggungjawab yang tidak ringan dia pikul, tetapi tenaga mereka dihargai sebagai non-fungsional, pangkat dan karier mereka harus mentok karena tidak ada pengakuan sebagai tenaga fungsional, tidak hanya itu permasalahan alumni yang belum terserap (meganganggur) juga menjadi PR kita semua, untuk itulah ada perkumpulan ini sebagai organisasi profesi bagi alumni analis kimia Makassar yang harus mencari terobosan dan celah untuk mengangkat valensi keberadaan organisasi ini dikemudian hari.untuk itu ditawarkan solusi berikut:
1. Mengubah image nama Ikatan Keluarga Analis menjadi Ikatan Alumni anaLis kimia Makassar, dengan brend yang baru insyaallah akan mampu mendonkrak nama analis Makassar di pangsa pasar kerja saat ini. 2. Membuat situs yang dapat diakses oleh seluruh orang dalam menjawab tantangan dunia global, misalnya dengan website analiskimia.com didalamnya memberi informasi tenaga analis, alumni, info SAKMA dan lain-lain. 3. Setiap Provinsi dibentuk Pengurus Wilayah untuk memudahkan akses dan hubungan yang erat sesama analis sehingga permasalahan dapat diatasi secepat mungkin. 4. Pengakuan sebagai fungsional dengan bersurat dan menemui pejabat terkait yaitu Menteri Perindustrian dan MENPAN dengan menjelaskan secara rinci pekerjaan sebagai analis kimia yang ada di Departemen yang belum diakui keberadaannya sebagai tenaga fungsional. 5. menetapkan kordinator wilayah dan iuran wajib yang peruntukannya jelas sehingga ada kas untuk operasional organisasi.
Penutup
Pepatah yang ditulis Herman Busser pada halaman pendahuluan penuntun Praktikum Analisis Kwantitatif “sepandai-pandai tupai melompat suatu saat jatuh” setelatennya analis suatu saat ceroboh, hal yang sama dengan makala ini, ini hanyalah ketikan, kalau tidak dimaknai dan ditindaklanjuti akan menjadi tumpukan sampah dan hanya menjadi macan kertas belaka, untuk itu mari kita bergandengan tangan saling bahu membahu mewujudkan Ikatan Alumni Analis Kimia Makassar sebagai organisasi profesi yang mampu menghantarkan anggotanya kekehidupan yang lebih baik dan mensejajarkan organisasi profesi ini seperti organisasi lainnya yang sudah punya nama, amin, insyaallah.-
Rabu, 23 Januari 2008
Kontak mereka kalau kesasar
Yang jaga gawang Ikatan Alumni Analis Kimia (IAAK) Makassar
- Ahmad Muluk (1973 ) 0411 502 3346
- Drs. Anwar Aspah (1974 ) 081 242 157 61
- H. Natsir Lateng (1975 ) 081 144 361 5
- Hj. Nurdjannah (1978) 081 342 625 145
- Hj. Maryam Bennu (1978) 081 342 399 124
- Drs. Thamrin, M.Si (1979 ) 0411 521 4610
- Erni Mangile, ST (1980 ) 081 343 992 061
- Albert YAP, MM (1981) 081 144 548 4
- Nadar Harun, A.Md (1983 ) 0411 571 3881
- Andi Udin Jet Set Saransi (1984) 081 23 621 543 Bali dan sekitarnya
- Estina Ohy Sopaheluwakan Jet Set Saransi (1984) 081 331 588 350 Sidoarjo dan sekitarnya
- Merry Idham Jet Set Saransi (1984) 085 255 749 989Kendari dan sekitarnya
- Aris Wibowo Saransi (1984) 081 339 500 937 Nusa Tenggara dan sekitarnya
- Basri Bahar Saransi (1984) 081 342 471 164 Makassar dan sekitarnya
- Baharuddin Yasin (1986 ) 081 342 148 367
- Muh. Syahrul (1998 ) 081 241 001 46
- Bachtiar H (1992 ) 0411 5700 124
- H. M. Yazeer Lili, ST (1995) 081 355 817 184
- Maria Leri, S.Si (1995) 0411 521 7862
- Junaedi (2000) 085 242 038 426
- Nuryani (2001 ) 081 355 005 271
- Sahir (2001) 085 255 108 575
- Widyastuti. R (2003 ) 085 242 189 198
- Aulia Winaldi (2003 ) 081 355 875 684
- Yuliyanti Darwis (2003 ) 085 255 843 208
- Ukhariah Roisyah (2003) 085 255 498 137
- Rahmawati Arsyad (2005) 081 355 160 888
- Ade Riansyah (2006 ) 085 299 412 086
- Haerul Akbar (2006 ) 085 247 120 964
- Wiwin Mursidin (2006) 085 280 885 200
- Baswardi (2006) 085 255 269 527
- Rachma Amelia ( 2006) 0411 5421753
- Aswar Hamzah (2006) 085 260 837 594
- Suhartini (2007) 085 255 014 389
- Nurlia (2007 ) 085 255 502 515
- Sholihin ( 2007 ) 0411 454 580
Langganan:
Postingan (Atom)