Suasana keakraban pada malam reuni SAKMA di Hotel Horison Makassar, 26 Januari 2008.
Gambar disebelah aku dan kak Orva, kayaknya lagi melantai ya...? Tidak, itu saat mau berpisah kami salam-salaman rasanya aku tidak mau lepas doi, dia itu jamila banget (perfect) dimata saya.
berikut penggalang cerita saya dengan doi
Saya ke Makassar Bulan Oktober 2007 lalu, malam hari tiba, orang pertama saya hubungi kak Orva, memang saya sangat kangen ama doi, dengan jabE-jabE sedikit kuungkapkan isi hatiku "kak Orva saya kangen sekali sama kita, saya ingat natal terakhir tahun 1985 saya ke rumah, kue kesenanganku disiapkan khusus, lamanya kodong tidak lewat ditenggorokanku, bikinkanka' dulu kue toraja kak", rajutku sambil nyerocos diujung telepon.
"Iyyo kuusakan-ki na, mudah-mudahan, tapi ambilko di SAKMA na..." sahutnya dengan nada seorang kakak seolah membesarkan hati adiknya yang butuh permen karet, (e... den ... de.... romantisnamo-E).
Saya merasa berdosa tidak menemui, kue sudah ada tapi saya harus menyelesaikan tugas hingga malam, untungnya ada malaikat maut yang baik budi turun dari Lab Instrumen, dengan battalanya Takarianto mengantarkan ke Hotel Clarion tempat jatah saya nginap.
Itulah kakak saya "Orva Matana" walaupun kami ditakdirkan lahir tidak sedarah tapi seakan melebihi saudara kandung, terakhir saya di Bali beradu argumentasi analisis HCN dengan beberapa kolega, kak Orva dibelakang saya dan mensupport abis dengan hitungan stokiometrinya hingga saya lolos dari jarum nerakanya dunia laboratorium. Kak Orva .... sembah sujud adik, I want to say, i love you so much, you are my sister and you are the best . Sory... air mata haru netes, saya sudahi dulu......, inilah kekerabatan dan kekeluargaan yang mendalam bagi kami anak-anak SAKMA.
Denpasar, Bali, 7 Februari 2008. File: andi&orva
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar